Kamis, 08 Desember 2011

Kajian hadist Dikalangan Orientalis

Para pakar berbeda pendapat tentang kapan dan siapa orang barat pertama kali yang mengenal Islam. Ada yang berpendapat bahwa hal itu terjadi pada waktu perang Mu'tah (tahun 8 H) kemudian perang Tabuk (tahun 9) di mana terjadi kontak pertama kali antara orang-orang Romawi dengan kaum muslimin. Sementara pakar lain berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika meletus perang antara kaum muslimin dan kaum Nasrani di Andalus (Spanyol), terutama setelah Raja Alphonse VI menguasai Toledo pada tahun 488 H/1085 M. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika orang-orang Barat merasa terdesak oleh penaklukan Islam, terutama setelah jatuhnya Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 857 H/1453 M ke tangan kaum muslimin di mana kemudian mereka memasuki Wina. Orang Barat merasa perlu untuk membendung ekspansi ini, sekaligus mempertahankan eksistensi kaum Nashrani. Sementara itu ada pula pakar yang berpendapat lain.

Namun sejarah mencatat bahwa orang-orang seperti Jerbert de Oraliac (938-1003 M), Adelard of Bath (1070)-1135 M), Pierre le Venerable (1094-1156 M), Gerard de gremona (1114-1187 M), dan Leonardo Fibonacci (1170-1241 M) pernah tinggal di Andalus dan mempelajari Islam di kota-kota seperti Toledo, Cordova, Sevilla. Pulang dari Andalus yang saat itu masih dikuasai oleh umat Islam mereka menyebarkan ilmunya di daratan Eropa. Misalnya Jerbert de Oraliac yang kemudian terpilih sebagai Paus Silvestre II (999-1003) mendirikan dua sekolah Arab di Roma dan Perancis. Bahkan Robert of Cheter (populer antara tahun 1141-1148 M) dan kawannya yang bernama Hermann Alemanus (w.1172 M) setelah pulang dari Andalus, mereka menerjemahkan al-Qur'an atas saran dari Paus Silvestre II.

Penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Latin ini dibantu oleh dua orang Arab dan selesai pada tahun 1143 M. Dan ini merupakan terjemahan al-Qur'an yang pertama dalam sejarah. Nama-nama di atas tercatat sebagai orang-orang Eropa yang pertama kali melakukan kajian tentang Islam yang kemudian lazim dikenal sebagai orientalisme. Prof. Dr. M.M. Azami, Guru Besar Ilmu Hadis di Universitas King Saud, Saudi Arabia, menyatakan bahwa sarjana Barat yang pertama kali melakukan kajian Hadis kemungkinan adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Yahudi yang lahir di Hongaria dan hidup antara tahun 1850-1921 M.

Pada tahun 1890 ia menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis Nabawi dalam sebuah buku berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Sejak itu hingga sekarang buku ini menjadi kitab suci di kalangan orientalis.

Kurang lebih enam puluh tahun setelah terbitnya buku Goldziher, Joseph Schacht juga orientalis Yahudi menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis dalam sebuah buku berudul The Origins of Muhammadan Jurisprudence. Konon, lebih dari sepuluh tahun ia melakukan penelitian Hadis. Dan sejak itu (tahun 1950 M), buku Schacht ini menjadi kitab suci kedua di kalangan orientalis. Dibanding dengan Goldziher, Schacht memiliki "keunggulan" karena Schacht sampai pada kesimpulan "meyakinkan" bahwa tidak ada satupun Hadis yang otentik dari Rasulullah, khususnya Hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, sementara Goldziher hanya sampai pada kesimpulan "meragukan" otentisitas Hadis. Setelah Goldziher dan Schacht, kajian Hadis memasuki periode Pasca-Goldziher.

Pada masa ini, para orientalis banyak yang melakukan kajian Hadis. Namun penelitian dan kajian mereka tidak memiliki bobot ilmiah yang signifikan.

Kajian dan penelitian mereka lebih merupakan sebagai upaya mengutip pribahasa Arab "yanfukhu fi al-ramad" (meniup arang), yaitu mengulang-ulang kajian yang telah ada sebelumnya.

Memburuk-burukkan Islam Orientalisme sejak semula telah memberikan perhatian kepada penyelidikan Hadis. Motivasi perhatian itu dapat dicari pada beberapa factor, antara lain dan yang mungkin terkuat adalah bahwa usaha untuk memburuk-burukkan Islam melalui penelitian Hadis lebih mudah dari pada melalui penelitian al-Qur'an. Adanya keinginan untuk mendiskreditkan Islam ini telah mengakibatkan banyak kekeliruan dalam penyelidikan Hadis hingga saat ini.

Gambaran yang sangat negatif dan prasangka yang berlebihan telah menyesatkan hampir semua kaum orientalis, kecuali beberapa sarjana yang berpikiran jernih dan bersifat obyektif dalam melakukan penyelidikan Hadis. Dan tampaknya baik Ignaz Goldziher maupun Joseph Schacht memiliki sasaran yang sama, yaitu ingin melecehkan Hadis agar ia tidak dapat dipakai sebagai rujukan umat Islam . Keduanya memiliki tesis yang menyatakan bahwa Hadis bukan sesuatu yang otentik dari Rasulullah, melainkan sesuatu yang lahir pada abad I dan II hijri, yang kesemuanya merupakan bikinan ulama. Kiat-kiat Orientalis Dalam rangka mencapai sasarannya, yaitu melecehkan dan menggusur eksistensi Hadis, kaum orientalis melakukan kiat-kiat antara lain sebagai berikut: 1. Mengubah Teks-teks Sejarah Di antara tokoh-tokoh ulama Hadis yang menjadi incaran pelecehan Goldziher adalah Ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H). disamping dituduhnya sebagai pemalsu Hadis, Goldziher juga mengubah teks-teks sejarah yang berkaitan dengan Ibnu Syihab al-Zuhri, sehingga timbul kesan bahwa al-Zuhri mengakui bahwa dirinya memang pemalsu Hadis. Menurut Goldziher, al-Zuhri mengatakan; Para penguasa itu telah memaksa kami untuk menulis Hadis. Kata ahadits dalam kutipan Goldziher tidak menggunakan "al" yang dalam bahasa Arab menunjukkan sesuatu yang telah definitive (ma'rifah).

Sementara dalam teks yang asli, seperti yang terdapat dalam kitab Ibn Sa'd dan Ibn 'Asakir, adalah al-ahadits yang berarti Hadis-hadis yang telah dimaklumi ada secara definitif, yaitu Hadis-hadis yang berasal dari Rasulullah.

Jadi pengertian ucapan al-Zuhri yang asli adalah bahwa para pejabat atau penguasa itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadis-hadis yang pada saat itu sudah ada tapi belum terhimpun dalam satu buku.

Sementara pengertian ucapannya dalam kutipan Goldziher adalah bahwa para pejabat itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadis-hadis yang pada saat itu belum ada.
Dengan kata lain, al-Zuhri dipaksa oleh para penguasa itu untuk membuat Hadis-hadis palsu.

2. Membuat Teori Rekayasa Untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang dikenal sebagai Hadis adalah bukan berasal dari Rasulullah, tetapi bikinan ulama abad I dan II hijri, Schacht membuat teori tentang rekonstruksi terjadinya sanad Hadis. Teorinya kemudian dikenal dengan nama teori "Projecting Back" (Proyeksi belakang).

Menurut Schacht, hukum Islam belum eksis pada masa al-Sya'bi (w. 110 H). Ini artinya bahwa apabila bahwa apabila terdapat Hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, maka Hadis-hadis itu adalah buatan orang-orang yang hidup sesudah al-Sya'bi. Schacht berpendapat bahwa hukum Islam baru dikenal semenjak masa pengangkatan para qadhi (hakim agama). Para Khalifah dahulu tidak pernah mengangkat qadhi.

Pengangkatan qadhi baru dilakukan pada masa Dinasti Bani Umayyah. Kira-kira pada akhir abad I hijri, pengangkatan qadhi itu ditujukan kepada "orang-orang spesialis" yang berasal dari kalangan taat beragama. Karena jumlah orang-orang ini bertambah banyak, maka akhirnya mereka berkembang menjadi kelompok aliran fiqh klasik (madzhab). Hal ini terjadi pada awal abad pertama hijri. Keputusan-keputusan hukum yang diberikan pada qadhi memerlukan legitimasi dari orang-orang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Karenanya, mereka tidak menisbahkan (mengaitkan) keputusan-keputusan itu kepada diri sendiri, melainkan kepada tokoh-tokoh sebelumnya. Misalnya, orang-orang Iraq menisbahkan pendapat-pendapat mereka kepada Ibrahim al-Nakha'i (w. 95 H). Pada perkembangan berikutnya, pendapat-pendapat qadhi itu tidak hanya dinisbahkan kepada tokoh-tokoh terdahulu yang jaraknya masih dekat, melainkan dinisbahkan kepada tokoh-tokoh yang lebih terdahulu, misalnya Masruq. Langkah berikutnya untuk memperoleh legitimasi yang lebih kuat, pendapat-pendapat itu dinisbahkan kepada tokoh yang memiliki otoritas yang lebih tinggi, misalnya Shahabat Abdullah bin Mas'ud. Dan pada ronde terakhir, pendapat-pendapat itu dinisbahkan kepada Nabi Muhammad. Inilah rekonstruksi terbentuknya sanad Hadis menurut Prof. Dr. Joseph Schacht, yaitu dengan memproyeksikan pendapat-pendapat itu kepada tokoh-tokoh di belakang (Projecting Back). Teori rekayasa ini bertujuan untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang disebut sanad Hadis itu adalah palsu. Begitu pula mantan atau materi Hadisnya, karena kesemuanya adalah ciptaan orang-orang belakangan.




Sumber : Prof. DR. Ali Mustafa Yaqub, MA { Guru Besar Ilmu Hadis Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta } di publikasi di waspada online

Jumat, 14 Oktober 2011

Fakta Resiko Pemberian Susu Pada Bayi dan Anak


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan semakin terungkapnya fakta-fakta yang dulu dianggap suatu kebutuhan gizi anak ternyata dapat membahayakan.

Setelah membaca dokumen ini, dalam hati kecil berkata "Apakah para dokter baik umum maupun spesialis, bidan dan tenaga kesehatan lainnya tidak memahami isi dari Sumpah Profesi mereka? Apakah visi, misi dari organisasi profesi mereka hanya sebuah slogan semata?"

Ketika menyusui secara eksklusif tidak lagi menjadi suatu ‘keharusan’, biasanya para ibu dengan mudahnya berpaling pada susu formula. Kegagalan dari para ibu menyusui bukanlah mutlak di tangan para ibu maupun keluarga terdekatnya. Namun, menurut James Acre adalah sebuah kegagalan mutlak dari tenaga kesehatan dalam mengedukasi masyarakat, khususnya keluarga yang memiliki bayi.

Silakan di print atau diperbanyak dengan fotokopi dan sebagainya, sebarkan kepada keluarga anda, kerabat anda, relasi, bahkan lingkungan anda. Di bawah ini adalah bukti ilmiah akan resiko penggunaan susu formula jangka panjang pada diri seorang anak manusia.

Hanya di Indonesia, negeri tercinta ini yang memiliki beraneka ragam jenis susu formula berdasarkan usia. Sesungguhnya produk-produk tersebut telah diboikot di negara lain. Lalu bagaimana dengan negeri ini? Begitu mudahnyakah mereka menganggap bangsa ini bodoh, sehingga menjadikan negeri ini target pasar dalam meraup keuntungan? Astaghfirullah al adhim..

Kode Etik Internasional tentang Pemasaran Produk Pengganti ASI (breastmilk substitute) yang dikeluarkan oleh WHO ditujukan untuk memberikan informasi pada orangtua tentang bahaya kesehatan akibat penggunaan susu formula yang tidak tepat. Makalah ini memberikan beberapa contoh hasil penelitian bertahun-tahun tentang pentingnya menyusui serta resiko yang ditimbulkan akibat penggunaan susu formula.

REKOMENDASI WHO

WHO merekomendasikan para ibu untuk menyusui secara ekslusif selama 6 bulan, melanjutkannya dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dari bahan-bahan lokal yang kaya nutrisi sambil tetap memberikan ASI / menyusui sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. (World Health Assembly Resolution 54.2, 2001)

RESIKO PEMBERIAN SUSU FORMULA UNTUK BAYI DAN ANAK-ANAK

1.Meningkatkan resiko asma

2.Meningkatkan resiko alergi

3.Menghambat perkembangan kognitif

4.Meningkatkan resiko infeksi saluran pernapasan akut

5.Meningkatkan resiko oklusi pada gigi anak

6.Meningkatkan resiko infeksi dari susu formula yang terkontaminasi

7.Meningkatkan resiko kurang gizi

8.Meningkatkan resiko kanker pada anak-anak

9.Meningkatkan resiko penyakit kronis

10.Meningkatkan resiko diabetes

11.Meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular (jantung)

12.Meningkatkan resiko obesitas

13.Meningkatkan resiko infeksi saluran pencernaan

14.Meningkatkan resiko kematian pada bayi dan akan-kanak

15.Meningkatkan resiko infeksi telinga dan otitis media

16.Meningkatkan resiko terkena efek samping dari kontaminasi lingkungan

Sayangi buah hati Anda dengan memberikan ASI / menyusui anak sampai berusia 2 th atau lebih.

Maaf berhubung pembahasannya panjang untuk lebih lengkap nya silahkan download disini

Minggu, 24 April 2011

Tabligh Akbar Membuka blokade GAZA

Alhamdulillah, kami mendapat kesempatan untuk menghadiri acara ini yaitu Tablik Akbar membuka Blokade Gaza yang diselenggarakan di Masjid Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Saya dan temen-temen (dedi, dodik, budi, Uud, fuad) kami semua adalah delegasi dari MPI Solo yang berkesempatan mengahdiri Tablik Akbar ini juga untuk memenuhi undangan dan silaturahim dengan MPI Jogja . Pada kesempatan kali ini saya ingin menulis hasil yang saya dapat dari Tablik Akbar tersebut. saya pribadi menilai acara ini perlu diadakan di berbagai kota di indonesia agar masyarakat indonesia yang mayoritas penduduknya muslim merasakan bagaimana kondisi saudara kita di Gaza. Karena ikatan ukhuwah sudah sepantasnya kita sesama muslim saling tolong menolong tidak memandang dari negara mana, keturunan apa, yang terpenting yaitu satu aqidah yaitu aqidah islam. Sayang sekali melihat realita yang ada sekarang ini umat muslim di indonesia sedikit sekali yang respon terhadap masalah ini, banyak alasan -alasan yang dilontarkan, salah satunya seperti ini "dinegeri ini saja masih banyak yang membutuhkan dana seperti korban bencana alam gunung merapi, banjir, gempa dan lain sebagainya, kenapa harus ke GAZA ?", ya memang betul banyak yang membutuhkan tapi kita harus lihat dulu faktornya bencananya. kalau bencana alam karena kehendak Allah dan tidak ada yang bisa mengetahuinya kapan bencana itu datang, ya palingan kita bisa membantu sampai bencana itu selesai, beda dengan yang di GAZA ini adalah bencana akibat ulah manusia dimana orang orang yahudi israel tidak akan pernah berhenti dalam mejalankan misinya untuk mengahancurkan ummat muslim di palestina, terkhusunya di daerah Gaza sebagai daerah perbatasan konflik. sudah sepantasnya kita membantu baik dari segi materi, moril dan do'a. kita sebagai umat muslim seharusnya perlu menambah informasi yang sebenarnya mengenai GAZA. saya menulis blog ini untuk mengingat kembali apa yang disampaikan oleh pembicara dr. Joserijal jurnalis, Sp. OT (MER-C)

Sabtu, 16 April 2011

Download







Download Kumpulan Kitab (terjemahan bahasa indonesia)






































Ibnu Katsir
Al Bidayah Wan Nihayah
Ibnul Qayyim
Jangan Dekati Zina
Imam Nawawi
at-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran
Imam Nawawi
Riyadhus Shalihin [Jilid 1]
Ibnu Taimiyah
Iqtidha_ Ash-Shirathal Mustaqim
Ibnu Taimiyah
Kaidah Ahlusunnah wal Jama_ah
Ibnu Taimiyah
Risalah Bai_at

Rabu, 09 Maret 2011

Jihan Cellular



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bisnis pulsa bisa menjadi pilihan bagi anda yang ingin memulai usaha mandiri dengan modal terbatas.

Pulsa sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat, usaha penjualan pulsa elektrik all operator jadi peluang untuk usaha dengan modal yang dapat di jangkau.


Sekarang saatnya anda menjadi agen pulsa murah dengan modal kecil


Manfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya, sebelum peluang ini diambil orang lain.

Dicari
Agen Pulsa...Ayo!!! manfaatkan HP anda untuk menambah penghasilan....tidak memandang setatus apapun anda bisa selama anda punya HP. Pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai, ibu rumah tangga...

cara Transaksi gampang...

tanpa kode, All Operator..24 jam..

insyaallah cepat, murah, mudah...


let's join
with us .......JIHAN CELL .............

DAftarHArga : download NOw!!!

Cara Daftar :
Nama(spasi)No.HP yang Didaftarkan kirim ke 081915220071

contoh : Jihan 0857xxxxxxxx kirim ke
081915220071



Selasa, 08 Februari 2011

THE POWER OF BISMILLAH


Tidak kita sadari terkadang kita meremehkan hal yang sepele ini menjadi kebiasaan yang terus menerus kita ulang dan tanpa kita sadari apa yang telah kita lakukan. Banyak orang diantara kita pasti sudah mengetahuinya namun dalam prakteknya sedikit sekali yang melakukannya, mungkin dalam benak hati pembaca bertnya-tanya apakah itu? apa yang menjadi hal sepele itu? Ya apalagi kalau bukan mengucapkan ''Bismillah". sebaiknya kita mengucapkan "bismillah" sebelum melakukan suatu kegiatan dan mengucapkan "alhamdulillah" setelah mengakhiri kegiatan. sebagaimana nabi Muhammad SAW lakukan, beliau menjaga untuk selalu mengucapkan "bismillah" setiap hendak melakukan kegiatan dan mengakhirinya dengan mengucapkan "alhamdulillah" serta selalu mendahulukan yang kanan ketika hendak makan, minum, tidur, naik kendaraan dll. Hal ini mulai pudar untuk diamalkan oleh kaum muslimin zaman sekarang. Sebenarnya hikmah dari "Bismillah" sangat besar sekali karena kita tidak mengetahui kapan kita wafat dengan mengucapkan "bismillah" insyaallah kegiatan yang kita terjauh dari perbuatan tercela. Suatu kali Rasulullah saw berpesan kepada para sahabatnya, “Bersegeralah kalian berbuat baik dan perkuatlah hubungan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa amal kalian tidak menjamin kalian masuk surga. Sambil terheran para sahabat bertanya, “Termasuk Engkau wahai Rasulullah”? Rasulullah saw menjawab, “Betul, termasuk saya..kecuali jika Allah menganugrahkan rahmat-Nya dan karunia-Nya kepadaku”. Wallahu a’lam.